Jurnal : Metode matriks: mencari solusi partikulir persamaan deferensial linear orde dua tak homogen dengan koefisien konstanta

Metode matriks: mencari solusi partikulir  persamaan diferensial linear orde dua tak homogen dengan  koefisien konstanta

Zulmahdi Dailami

Jurusan Matematika, FMIPA-UT
E-mail: zaul@ka.ut.ac.id

 

Abstrak

Metode matriks adalah suatu rumus atau formula alternatif untuk mencari solusi partikulir persamaan diferensial (PD) linear orde dua tak homogen dengan koefisien konstanta , dengan ; . Metode ini diturunkan dari metode koefisien tak tentu dengan menggunakan konsep Matriks, lineari­tas, Identitas Euler, dan sifat-sifat solusi PD.

PENDAHULUAN
Tulisan ini merupakan hasil telaahan suatu metode yang disebut me­tode Matriks  yang telah dikembangkan oleh Herman Gollwitzer, Drexel University, Philadelphia (1994) untuk menentukan solusi pertikulir persamaan diferensial (PD) linear tak ho­mogen orde dua dengan koefisien konstanta. Metode Matriks adalah suatu metode relatif memiliki lang­kah-langkah pengerjaan yang cukup sederhana untuk mencari solusi partikulir. Metode ini dikembang­kan dengan menggunakan konsep-konsep dasar Mat­riks, linearitas, identitas Euler, dan sifat-sifat solusi PD.
Tujuan telaahan dalam tulisan ini adalah untuk menghasilkan suatu ru­mus atau formula solusi pertikulir yang lebih umum untuk PD linear tak ho­mogen dengan koe­fisien konstanta yang diturunkan dari metode Koefisien Tak Tentu. Kemudian, solusi partikulir yang diperoleh dengan metode Matriks ini dibandingkan dengan hasil solusi partikulir yang diperoleh dengan meng­gunakan metode Koefisien Tak Tentu. Untuk men­capai hal ini, digunakan be­berapa contoh.
Batasan-batasan  telaahan ini adalah PD Linear Orde Dua Tak Homogen dengan Koefisien Konstanta:
                                                     (1)
di mana p, q konstanta, dan  dengan  (bilangan kompleks) dan
.                                (2)
KONSEP PENDUKUNG
Metode-metode  yang  sudah  sangat  dikenal  dalam  penentuan solusi partikulir untuk PD Linear Orde Dua Tak Homogen dengan Koefisien Kon­stanta, antara lain, adalah metode Transformasi Laplace, Variasi Parameter, dan Koefisien Tak Tentu. Sebagaimana diketahui bahwa suatu metode selalu mempunyai keterbatasan-keterba­tasan dalam penggunaannya; antara lain, ruang lingkup masalah yang da­pat diselesai­kan dan kesederhanaan langkah-langkah pengerjaan. 
Untuk memudahkan pembahasan nantinya, berikut ini disajikan pengandaian solusi par­tikulir dengan mengunakan metode Koefisien Tak Tentu untuk bentuk-bentuk fungsi g(x).

  polinom berderajat n. Solusi partikulir diandaikan:
a.  ;  dengan     konstanta
apabila 0 (nol)  bu­kan akar dari persamaan karakteristik PD ho­mogen.
b.  ; dengan     konstanta.
apabila 0 (nol) meru­pakan sa-lah satu akar dari persamaan karakteristik PD ho­mogen.
Tabel 1: Pengandaian solusi partikulir yp, untuk

. g(x) merupakan perkalian suatu polinom  berderajat n dengan fungsi , b real. Solusi partikulir diandaikan sebagai berikut:
a.  ; dengan     konstanta.
apabila b bukan akar dari persa-maan karak­teristik PD homo-gen.
b.  ; dengan     konstanta.
apabila b merupakan salah satu akar dari persamaan karakteris­tik PD homogen.
Tabel  2: Pengandaian solusi partikulir yp, untuk

 atau , dengan Pn(x) polinom berderajat n. Solusi partikulir diandaikan sebagai berikut:
a. 
;
dengan  dan  kon­stanta.
apabila  bu­kan akar kompleks dari persamaan karakteristik PD ho­mogen.
b. 
;     
dengan  dan  kon­stanta.
apabila  akar kom-pleks dari persa­maan ka-rakteristik PD homogen.
Tabel  3:  Pengandaian solusi partikulir yp, untuk  atau
                    
Terlihat bahwa dari ketiga tabel di atas ada keterkaitan antara solusi partikulir dan solusi PD homogennya, secara khusus, keterkaitan tersebut terdapat pada persamaan karakteristik PD Homogennya. Se­bagai ilustrasi dari aplikasi metode ini, perhatikan 3 (tiga) buah contoh berikut:
Contoh 1
Pandang PD: . Karena 0 merupakan akar karakteris­tik dari PD ho­mogen , maka pengandaian untuk solusi partikulir digunakan Ta­bel 1 bagian b, yaitu
 atau . 
Maka  dan . Substitusi  dan  ke PD, diperoleh:
 
atau .
Dari kesamaan di atas didapat 4 (empat) persamaan, yakni:
, ,  ,  .
Se­hingga diperoleh , ,  dan .
Jadi, solusi partikulirnya adalah .
Contoh 2
Pandang PD: . Karena -1 merupakan akar karakteristik dari PD homogen , maka pengandaian untuk solusi partikulir digunakan Tabel 2  bagian b, yaitu:
      .
Maka:
    
dan
    
Substitusi    dan    ke PD,  diperoleh:
    
atau
     .
Dari kesamaan di atas didapat 3 (tiga) persamaan, yakni  , dan . Sehingga  diperoleh , ,  dan .  Jadi, solusi partikulirnya adalah:
 atau .                                                          
Contoh 3
Pandang PD  Di sini  dan  dan akar-akar karakteristik dari PD homogen  adalah  dan   Karena   merupakan salah satu akar-akar karakteristik PD homogen, maka untuk mencari solusi khusus PD di atas digunakan pengan­daian yang terdapat pada Tabel 3 bagian b, yakni:
 . Maka
dan
    
Substitusi ke PD diperoleh
atau
     .
Pencoretan   menghasilkan . Penyamaan koefisien-koefisien dari sin x atau cos x didapat  dan  .  Jadi, .
Dari 3 (tiga) buah ilustrasi di atas,  dapat diambil kesimpulan bahwa lang­kah-langkah pengerjaan dengan menggunakan metode koefisien tak tentu adalah se­bagai berikut:
          Menentukan persamaan karakteristik dari PD homogennya
          Mencari akar-akar persamaan karakteristik
          Memeriksa apakah salah satu dari akar-akar karakteristik sama dengan  a.
          Melakukan pengandaian untuk solusi partikulir yp yang sesuai dengan kon­disi pada langkah 3, dan polinom pada ruas kanan.
          Menurunkan (mendiferensialkan)  yp  dua kali
          Mensubstitusikan    ke PD tak homogen sehingga me­menuhi persamaan.
          Diperoleh n buah persamaan dan  n buah konstanta yang tidak diketahui, n = derajat polinomial + 1.
          Menentukan nilai konstanta-konstanta yang tidak diketahui dari 7), yang meru­pa­kan koefisien-koefisien dari polinom pengandaian untuk solusi par­tikulir
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pandang PD pada persamaan (1) 
,
dengan .
PD pada persamaan (1)  sering ditulis dalam bentuk operator diferensial  L,  yakni
,                                                              (3)
dengan ; dimana  dan .
 ditulis dalam bentuk perkalian matriks, diperoleh
                               (4)
Apabila dan a bukan merupakan salah satu akar dari persamaan karakteristik PD homogen
,                                                        (5)
 maka pengandaian solusi partikulir menggunakan Metode Koefisien Tak Tentu adalah
,                                  (6)
dengan  konstanta.
  ( pada persamaan (6) ) ditulis dalam bentuk perkalian matriks akan menghasilkan
.                                (7)
  memenuhi  PD pada persamaan (1),  berarti
       .
Karena sifat linear dari operator diferensial  L,  diperoleh
       .                             (8)
Pandang  persamaan (8),  dengan menggunakan operator diferensial, diperoleh
,                                                                                 (9)
dengan  yang merupakan persamaan karakteristik PD homogen; dan selan­jutnya didapat:
,
      
       .
Dengan mensubstitusikan yang diperoleh di atas ke persamaan (8),  menghasil-kan:
                                                                   (10)
Dengan melakukan pemisalan , ,   , dan 
Line Callout 3: kb  adalah koefisien yang se-suai deng-an koefisi-en bino-mial pang-kat n,
maka persamaan (10) menjadi
.                                                       (11)
Kemudian dengan melakukan pembatalan kanan, diperoleh
                                                                       (12)
Apabila P matriks non singular, maka terdapat matriks invers , se­hingga diperoleh
                                                                    (13)
Jadi,  solusi partikulir PD pada persamaan (1) adalah:



,  k(a) ¹ 0                                                                 (14)
dengan ,  dan ; ( koef. Pn(x)),      dan

Sekarang, apabila k(a) = 0, berarti P -1 tak terdefinisi (P matriks  singular).  Un­tuk kasus ini, dilakukan sedikit manipulasi, yakni dengan menu­runkan (mendiferen­sialkan) kedua ruas (kanan dan kiri) persamaan (10) terhadap a sebagai berikut.

atau dengan menggunakan sifat linearitas dan substitusi  k(a) = 0, diperoleh

                                                               (15)
atau
.                                                              (16)
Dengan pemisalan , , , dan
,
maka persamaan (16)  menjadi . Kemudian dengan melakukan pencoretan, diperoleh
.                                                                   (17)
Pandang matriks Q pada persamaan (17). Maka
l  Q  matriks  non singular (Q -1  terdefinisi ),  jika   dan  
l  Q  matriks  singular (Q -1  tak  terdefinisi ),  jika  .
Apabila Q matriks non singular, maka terdapat matriks in­vers , se­hingga di­peroleh:
.                                                                  (18)
Jadi dari persamaan (18), solusi partikulir PD pada persamaan (1)  menjadi:

,    dan                                         (19)
dengan  , ;  (    koef. ),    dan
 
Apabila Q matriks singular, maka tak terdapat matriks in­vers . Ini berarti . Untuk kasus ini, dilakukan sedikit manipulasi lagi, yakni dengan menurun­kan (mendiferensialkan) kedua ruas (kanan dan kiri) persamaan (15) ter­hadap a, se­hingga diperoleh solusi partikulir PD pada persamaan (1) sebagai berikut:
,    dan                                         (20)
dengan  , ;  (  koef. ),    dan
 
Rumus-rumus (14), (19) dan (20) merupakan formula-formula untuk menentu­kan solusi partikulir PD pada persamaan (1), yang sesuai dengan kondisi dari nilai-nilai . Secara umum, rumus-rumus (14), (19) dan (20) dapat ditulis sebagai berikut.
,                                                        (21)
di mana ; ; ; , dan

; ,
; ,
;

APLIKASI
Berikut ini akan diaplikasikan rumus metode Matriks pada perma­salahan yang terdapat di contoh 1, 2, dan 3.
Contoh 4
Pandang PD pada contoh 1, yaitu: . Pada PD ini, persamaan karakteristik PD homogennya adalah  dan fungsi . Fungsi , maka ,  dan a = 0. Turunan-turunan persamaan karakteristik terhadap a adalah  dan . Substitusikan  ke , diperoleh  .
Karena , maka pilih r = 1, sehingga solusi partikulir untuk PD  adalah 
dengan
Atau
.
                         
Contoh 5
Perhatikan PD pada contoh 2, yakni: . Persamaan karakteristik PD homogennya adalah  dan .
Fungsi ,  maka ,  dan .
Turunan-turunan persamaan karakteristik terhadap a adalah  dan . Substitusikan  ke , diperoleh
.
Karena , maka pilih r = 1, sehingga solusi partikulir untuk PD  adalah
,
dengan
.
Atau
Contoh 6
Pandang PD pada contoh 3.: . Persamaan karakteristik PD homogennya adakah  dan .
Fungsi , maka  dan a diperoleh dengan menggunakan identitas Euler sebagai berikut.
Dari hasil ini, diperoleh a = 1 + i.
Turunan-turunan persamaan karakteristik terhadap a adalah  dan . Substitusikan  ke , diperoleh
.
Karena , maka pilih r = 1, sehingga solusi partikulir untuk PD  adalah
,
dengan .
Atau
.
KESIMPULAN
Sebagaimana diketahui, suatu metode yang ditemukan tidak luput dari kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya dan tidak terkecuali metode Matriks dalam me­nentukan solusi partikulir PD Linear Orde Dua Tak Ho­mogen dengan Koefisien Kon­stanta.
Kelebihan dari metode Matriks untuk menentukan solusi partikulir PD Linear Orde Dua Tak Homogen dengan Koefisien Konstanta adalah sebagai berikut:
1.     Solusi PD homogen tidak diperlukan, dan Akar-akar karakteristik PD ho­mogen ti­dak dibutuh­kan secara lengkap, tetapi hanya menurunkan/ mendiferensialkan bentuk pada persamaan (10) secara sederhana sebanyak    k + 1 kali terhadap parameter a, dengan k merupakan kelipatan dari a sebagai akar karakteristik polinom p(a).
2.     Sistematika pengerjaan mencari solusi lebih sederhana, karena da­lam pengerjaan tinggal mensubstitusi parameter-parameter yang diketahui kedalam bentuk rumus umum dan juga tidak berhubungan dengan kon­stanta tak diketahui seperti pada me­tode Koefisien Tak Tentu dan Variasi Parameter.  Ini mengakibatkan kesalahan da­lam pengerjaan akan sangat menjadi kecil.
3.     Dengan perkembangan perangkat lunak dibidang Matematika seperti, perangkat lu­nak Mathematica dan Maple, akan sangat me­mudahkan pengerjaan dengan metode Matriks ini.  Hal ini akan menstimulir, khusus­nya mahasiswa Matematika untuk menggu­nakan perangkat lunak di­bidang Matematika.
4.     Dalam penurunan metode Matriks ini, khususnya mahasiswa Matematika, menam­bah wawasan tentang aplikasi dari konsep-kon­sep dasar Matematika, khususnya konsep Matriks, Linearitas dan Identitas Euler, pada masalah PD Linear Orde Dua tak Homugen untuk mencari solusi partikulir.

Kelemahan dari metode Matriks ini adalah sebagai berikut:
5.     Untuk dapat memahami penurunan konsep metode Matriks diperlu­kan pengeta­huan tentang metode Koefisien tak Tentu terlebih da­hulu.
6.     Apabila pengetahuan mengenai perangkat lunak Mathematica dan se­jenisnya tidak dimiliki, penyelesaian solusi Partikulir untuk PD yang mempunyai bentuk  r(x)  hasil perkalian fungsi eksponensial dengan polinom berderajat tinggi  n > 2  akan menjadi sedikit ru­mit, karena dalam proses penyelesaian akan menemukan matriks berukuran besar dalam penentuan invers matriks.
7.     Bentuk fungsi  r(x)  yang dapat diselesaikan dengan metode Matriks ini hanya ter­batas dalam bentuk-bentuk perkalian antara fungsi eksponen­sial dan polinom, karena metode ini diturunkan dari metode Koefisien tak Tentu.
PUSTAKA
1.        Agarwal, Ravi P. & Gupta, Ramesh C (1993). Essentials of Ordinary Differential Equa­tions: McGraw-Hill Book Company Singapore.
2.        Boyce, W. E. & DiPrima, R. C (1992). Elementary Differential Equa­tions and Boundary Value Problems: John Wiley & Sons, Inc. New York.
3.        Braun, Martin (1993). Differential Equations with Applications and His­torical Notes: Springer-Verlag. New York.
4.        Giordano, Frank R & Weir, Maurice D  (1991). Differential Equation (A Model­ing Ap­proach
5.        Gollwitzer, H. Matrix patern and undetermined coefficients. The Col­lege Mathematics Journal 25 no. 5 (1994); 444 - 448.
6.        Kreyszig, Erwin (1993). Advanced Engineering Mathematics: John Wiley & Sons, Inc. New York.
7.        Nababan, S.M. (1984). Pendahuluan Persamaan Diferensial Biasa. Karunika Universitas Terbuka, Jakarta.
8.        Rao, M. Rama Mohana (1981). Ordinary Differential Equations: Edward Ar­nold. London.
9.        Simmons, George F (1991). Differential Equations with Applications and His­torical Notes: McGraw-Hill, Inc. New York.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galaxies Are Born Of Violence Between Dark Matter and Interstellar Gas

ntelligent Software Helps Build Perfect Robotic Hand

Robot Pesawat Pengumpul Data angin Topan